Share

Minggu, 09 Agustus 2020

Ulasan BAOFENG BF-888S Beserta Cloningan nya

Invasi barang-barang produksi negara Cina merambah ke berbagai bidang, termasuk bidang komunikasi radio. Sejak ada produk Cina, maka berakhir sudah masa ketika radio komunikasi portable (HT atau Handy Transceiver) semua berharga di atas satu juta. Sebutlah Icom dengan IC-V8, Alinco dengan DJ-196 / 496 / 596. Kenwood dengan seri TK-nya, atau Yaesu dengan seri FT atau VX nya. Di antara banyak nama produsen Cina, satu yang paling banyak gaungnya adalah: Baofeng. Merek radio yang pabriknya ada di Quanzhou City, Fujian ini sudah mengeluarkan cukup banyak produk radio komunikasi. Yang akan saya ulas di sini adalah salah satu produknya yang bisa jadi paling murah, yaitu BF-888S. Untuk periode sekitar April, Mei, Juni 2016 harganya, yang saya amati, malah berfluktuasi ke arah semakin murah. Mungkin karena stok banyak dan semakin banyak orang yang menjualnya, dalam hal ini yang saya amati, secara online.

Paket penjualannya ada dua macam. Ada yang dalam satu kardus 1 radio, ada yang 2 radio. Yang saya alami, itu juga masih ditambah variasi dengan ada yang menambahkan earphone, ada yang tidak. Sebagai sebuah kelengkapan, earphone ya oke oke saja, tapi saya sendiri tidak merasa bakal menggunakan itu. Kelengkapan standarnya :

  1. Unit radionya

  2. Baterai dengan kapasitas 1500 mAh

  3. Antena

  4. Belt clip

  5. Tali gantungan

  6. Buku petunjuk

  7. Charger

  8. Dudukan Charger

Awalnya saya tahu produk ini, harga jualnya di atas 300 ribu. Makin ke sini harganya makin murah. Bahkan ada yang menjualnya hingga di bawah 200 ribu.

Buat mereka yang awam, harus saya jelaskan dulu spesifikasi yang agak teknisnya :

  1. Band frekuensi radio ini adalah UHF, bukan VHF. Oleh karena itu tidak akan bisa nyambung dengan apa yang disebut “Radio 2 meteran”. Tapi masih bisa oke untuk digunakan bersama radio jenis FRS atau GMRS, seperti Motorola Talkabout. Tentu saja frekuensinya harus disesuaikan dulu dengan frekuensi FRS / GMRS.

  2. Pada umumnya radio keluaran Baofeng adalah dual band dan bisa menangkap siaran radio gelombang FM. Radio yang saya bahas di sini adalah single band dan tidak ada Radio FM-nya.

  3. Seperti yang terlihat pada gambar, radio ini tidak memiliki display. Artinya, tidak mungkin kita memprogram frekuensinya langsung di radio. Harus menggunakan komputer dengan bantuan kabel khusus dan software. Tapi dari sananya kanal-kanal yang tersedia (total ada 16 kanal) sudah terprogram dengan frekuensi-frekuensi yang siap digunakan out of the box.

  4. Kabel untuk memprogram frekuensi dikenal dengan kabel yang memiliki standard colokan HT Kenwood. Di beberapa toko online ada yang menjualnya, bahkan kita bisa membuat sendiri kalau mau ngoprek. Untuk software, Baofeng mengeluarkan sendiri. Tapi saya lebih suka software Chirp yang kompatibel dengan radio ini, juga banyak radio lain.

Kalau barang sudah ditangan, saya kira tidak perlu buka manual untuk menggunakannya secara kasual. Yang saya temukan, bahasa Inggris di manual BF-888s ini cukup baik, berbeda dengan produk-produk Cina lain yang biasanya buruk. Hanya ada tiga tombol dan dua knob saja :

Saya jelaskan semua yang ada pada gambar di atas :

  1. Sebelah kiri atas, persis di bawah antenna adalah tombol PTT (push to talk).

  2. Tombol oranye di bawahnya adalah tombol ‘monitor’, yang maksudnya kalau kita pencet akan membuat kita mendengar pancaran orang lain dalam keadaan squelch 0 di perangkat kita.

  3. Yang oranye di bawahnya lagi adalah untuk menyalakan lampu LED yang berfungsi sebagai senter sederhana.

  4. Knob di sebelah kanan antena adalah untuk memilih kanal (16 kanal / Channel).

  5. Di sebelah kanannya adalah knob volume sekaligus untuk menyalakan radio. Ketika radio dinyalakan akan ada keluar suara “Power On”.

  6. Tagline di bawah tulisan BF-888S yang menyebut VHF / UHF jelas salah. Atau mungkinkah ada versi BF-888S yang beroperasi di VHF ? Saya tidak tahu.

  7. 50 CTCSS / 105 CDCSS, ini adalah fasilitas code squelch. Maksudnya, radio ini bisa kita buat sedemikian rupa sehingga pancarannya bisa didengar siapa saja, tapi orang yang mendengarnya tidak bisa partisipasi bicara karena “dikunci” dengan kode tertentu. Standard kode itu ada yang dinamakan CTCSS (Continuous Tone Coded Squelch System) dan pada radio ini ada 50 kode. Sedangkan standard satu lagi di situ tertulis CDCSS, tapi pada manualnya tertulis (dan memang seharusnya demikian) DCS (Digital Coded Squelch), dengan 105 kode. Untuk mengeset ini tentu saja harus menggunakan software.

  8. Vox Function. Ini adalah fitur yang memungkinkan kita tidak perlu memencet PTT. Begitu kita bicara maka otomatis suara kita akan ditransmisikan seperti layaknya kalau kita memencet PTT. Untuk menggunakan fitur ini, radio harus menggunakan earphone / headset yang diperuntukkan radio ini. Meskipun saya punya earphone bawaan pada beberapa unit yang saya beli, saya malas mencobanya. Salah-salah karena suara yang tidak sengaja diucapkan bisa membuat radio otomatis memancarkannya.

  9. Voice prompt, maksudnya adalah panduan berupa suara, seperti suara “power on”. Ketika memilih kanan dari 1 sampai 16 suara ini juga akan terdengar. Default bahasanya adalah Inggris, dan kita bisa mengubahnya ke bahasa Cina. Fitur ini bisa juga dimatikan.

  10. PC Programming. Ini sudah jelas. Programming maksudnya tentu mengeset frekuensi pada 16 kanal yang tersedia, beserta fitur-fitur lain yang disediakan aksesnya oleh software.

  11. Emergency Alarm. Ini yang tidak jelas. Kata manual, kalau kita menyalakan radio dengan PTT dan tombol monitor dipencet sekaligus akan menyalakan atau mematikan fitur ini. Ketika saya coba, tidak ada yang terjadi. Pada radio Baofeng tipe yang lain, pengerti alarm adalah bunyi seperti sirene, tapi ya sekedar bunyi saja. Saya berharap akan keluar bunyi seperti itu pada radio ini, tapi ternyata dengan berbagai variasi pemencetan tombol, tidak bisa.

  12. Battery Save. Ini fitur penghemat baterai. Kalau selama 10 detik tidak ada yang dipencet di radio atau radio tidak menerima sinyal apapun, maka fitur ini otomatis bekerja. Fitur ini default on, dan akan off sendiri kalau ada yang dipencet di radio atau ada sinyal masuk. Bisa dimatikan lewat software, meski saya tidak tahu untuk alasan apa mungkin kita akan melakukannya.

  13. Time-Out Timer. Fitur ini mencegah pengguna radio berbicara terlalu lama. Kalau terlalu lama maka pancaran akan mendadak putus. Pada radio ini kalau itu terjadi, akan keluar nada peringatan. Lamanya TOT bisa diatur lewat software juga.

  14. Torch Light. Ini maksudnya lampu LED. Kalau kita pencet tombolnya, lampu bisa nyala terus menerus. Kalau kita pencet lagi nyala putus-putus.

Buat mereka yang termasuk high-class dan berselera tinggi saya pastikan mungkin tidak akan mau dengan apapun yang bertuliskan “made in China”. Memang negara satu ini punya masalah dengan citra produknya. Tapi radio ini murah, mudah digunakan, dan jauh lebih bagus dari Walkie Talkie (FRS / GMRS). Tidak untuk semua hal dalam terkait komunikasi dalam hidup ini harus menggunakan smartphone yang jelas pulsanya harus kita beli terus. Ini alat komunikasi yang sekali punya, maka gratis menggunakannya  Catatan: radio komunikasi seperti ini tidak bisa diperlakukan seperti telepon selular, atau diasumsikan jangkauannya sama seperti yang bisa dilakuan oleh telepon selular.

Soal daya jangkau, ada yang bilang HT UHF jangkauannya lebih pendek dari VHF, tapi yang saya alami tidak begitu. Setiap April atau Mei setiap tahun saya selalu ke Bali dengan rombongan minimal empat bus. Dulu untuk keperluan koordinasi, saya dan teman-teman menggunakan Icom IC-V8, radio single band pada VHF. Baru tahun 2016 ini semuanya saya ganti jadi BF-888S, dan semua baik-baik saja. Secara teoretis jarak ditentukan apakah antara dua radio ada penghalang / berada pada line-of-sight atau tidak (yang berbicara bisa melihat yang mendengar). Untuk memastikan jarak yang lebih jauh atau pancaran dan penerimaan yang bagus, ada baiknya antena diganti. Tipe antenanya adalah Female SMA. Saya duga harga antena tipe itu yang bagus harganya mungkin hampir sama dengan radio ini.

Sudah banyak orang luar yang memberikan ulasan tentang radio ini. Ada beberapa hal penting yang saya intisarikan yang paling penting sebagai berikut :

  1. Ada ulasan yang mengatakan bahwa keluaran suara dari radio ini kasar (raw). Ternyata ada mod yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini. Secara pribadi saya tidak merasa ada yang jelek dari kualitas keluaran audio BF-888S yang saya punya. “Jangan memperbaiki hal yang tidak rusak”. Itu yang selalu saya pegang. Maka dari semua unit yang saya beli, saya tidak akan mencoba mod itu.

  2. Dudukan charger radio ini dilaporkan kadang bermasalah dengan tension clips-nya. Ada cara untuk memperbaikinya dari John Reinhart. Juga ada upaya untuk membuatnya lebih stabil, tidak menghabiskan baterai kalau radionya didiamkan di charger, dan bisa ada koneksi untuk charging via USB.

  3. Di Internet ada banyak merek radio komunikasi portable yang pada dasarnya sama saja dengan radio ini. Misalnya RYT – TC-390, BHD – B-828, Tekoo – TK100, Tianyi – TY100, BSD – BSD-580, Heng ShunTong – H-700 / H-500, Hong LiTong – HL-T7, Puxing – PX-500s, Retevis – H-777, Longwei – HT-R5, Hua Tong – HT-R5, Zastone – ZT-V68, … dan sebagainya. Yang ada di Indonesia, misalnya Retevis – H-777, yang dijual dengan harga yang bersaing.

Demikian ulasan singkat tentang “mainan” ini :) Tidak anti-air, tidak stylish dengan display (tapi membuatnya lebih irit baterai), juga tidak punya ratusan channel / memory, tapi yang penting murah meriah dan punya nilai guna yang jelas. Semoga bisa memberi gambaran bagi yang akan membelinya.

Sumber : http://tomita.web.id/